Minggu, 15 Januari 2012

Tugas (ter)Akhir


Assalamualaikum..gimana kabar  teman teman sadayana? Sehat semua kan ya, alhamdulillah udah mulai bisa nge blog lagi nih. Di itung-itung ada sekitar lebih dari 6 bulan apa ya vakum gak nge blog. Gara-gara sindrom tarsok tarsok (entar besok). Rencananya malem ini saya mau posting all about my activities in Jakarta 3 hari yang lalu. Tapi ternyata, dapet bahan yang menarik pas lagi makan malem barusan. Terkadang ide memang datangnya tiba-tiba. Newton menemukan hukum gravitasi tatkala sedang merenung di bawah pohon apel dan apel itu jatuh tepat di hadapannya. Kemudian Archimedes dengan hebohnya lari sambil lupa berpakaian (tolong jangan dibayangkan) karena saking senangnya gara-gara berhasil dapat ide yang kemudian kita kenal dengan hukum Archimedes dan terakhir, saya berhasil dapat ide buat bahan blog kali ini karena bertemu dengan rekan sejawat (tua ya) di warung makan.
For your information, siang tadi saya baru saja tiba kembali di kota satria setelah mencoba peruntungan di ibukota negara kita tercinta, apa lagi kalau bukan Jakarta yang macetnya hangudubillah sekali sodara sodara. Coba ikut tes LPDB KUMKM dan ternyata tidak lolos, tak apalah barang kali rejeki saya memang bukan di situ. Kembali ke topik biar gak OOT, barusan pas makan saya ketemu rekan sekelas pas masih kuliah. Sebut saja dia C ya, gak enak kalau pake nama asli. Jadi C ini masih berkutat dengan tugas akhirnya. Sementara saya dapat info dari teman bahwa di salah satu fakultas bahwa dia baru saja menandatangani kontrak. Ini kontrak bukan sembarang kontrak, karena kontrak ini menyangkut masa depan teman saya di UNSOED. Jadi teman saya yang di fakultas X ini diharuskan lulus tahun 2012. Bukan hanya dia saja , tapi beberapa temannya yang terancam masuk “kotak” juga ikut sign the contract. Kalo pemaen bola tanda tangan kontrak dengan bangga sementara beberapa teman dari teman saya ini (maaf ribet hehehe) nampaknya tanda tangan kontrak dengan was-was. Oke , kembali ke C. Jadi C ini curhat kalau dia sedang berhenti mengerjakan tugas akhirnya karena malas. Malas ini sumber dari segala sumber bencana dalam mengerjakan tugas akhir. Dia cerita kalau salah satu pembimbing skripsinya sudah tidak pernah membalas sms nya. Saya jadi ingat proses saya menjelang wisuda September 2011 kemarin.
Cerita saya dimulai bulan Maret 2010, saat itu saya mengajukan permohonan judul untuk tugas akhir dan akhirnya saya dapet 2 pembimbing skripsi (PS). Amat lah wajar kemudian kalau terjadi friksi antara kita dengan pembimbing kita. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Dan hal itu pula yang sempat menimpa saya. Waktu itu saya belum terbiasa dengan gaya bimbingan salah satu PS. Hal itu membuat saya shock dan malas. Proses skripsi sempat saya hentikan pada bulan Juni-Juli 2010 karena saya malas. Padahal waktu itu data untuk proses hasil sudah tersedia,tinggal diolah. Namun saat itu saya memilih untuk menunda karena ada proyek penelitian. Lumayan lah untuk nambahin tabungan, pikir saya waktu itu. Namun yang terjadi adalah saya lupa kalau masih ada tanggungan skripsi . Alhasil data skripsi saya anggurin mulai dari bulan puasa sampai Desember 2010. Saat itu saya baru tersadar ketika sudah banyak teman sekelas yang lulus. Mau tak mau saya paksakan untuk menyelesaikan apa yang sudah saya mulai. Sedikit demi seikit sampai akhirnya saya berhasil seminar hasil  pada bulan Maret 2011. Tepat 1 tahun sejak saya mulai mengajukan judul tugas akhir. Sebuah pencapaian luar biasa yang tak patut dibanggakan :D
Ada satu hal yang menarik saat proses sebelum seminar hasil. Saat itu saya sedang mengerjakan penelitian salah satu program pascasarjana dan secara tidak sengaja bertemu salah satu dosen PS. Saya sapa beliau dan beliau bertanya kenapa saya lama tidak menghadap untuk bimbingan. Saya cuma tersenyum kecut saja waktu itu. Setelah itu saya selesaikan pekerjaan saya dan kembali pada tugas akhir. Tibalah saatnya saya kembali melakukan bimbingan skripsi dan dosen pertama yang saya tuju adalah yang waktu itu bertemu saat saya sedang melakukan penelitian di atas. Saat itu saya disindir. Serasa dikuliti habis-habis. Kalau ditanya malu atau tidak, pastilah rasanya malu sekali. Apalagi saat itu kami tidak sendiri, ada salah satu pegawai pascasarjana yang ada di situ. Sakit hati memang, dongkol pasti iya. Namun saat itu saya sadar bahwa sebenarnya suatu kebahagiaan bagi dosen PS untuk melihat mahasiswa bimbingannya diwisuda. Dan saya pun tersadar bahwa begitu banyak grundelan saya di belakang dosen ini selama saya menjadi mahasiswa bimbingan beliau. Barangkali saat itu saya belum tahu cara menghadapi gaya bimbingan dosen itu. Dan akhirnya saat seminar hasil dosen PS saya ini sangat membantu sekali. Luar biasa lah pokoknya.
Inti dari cerita saya adalah, bahwa terkadang kita terlalu lemah dalam menghadapi masalah. Baru dicoba dengan PS yang killer rasanya seperti dunia mau kiamat, padahal kalau dibandingkan dengan orang lain masih banyak yang masalahnya lebih besar dari kita namun mereka jarang mengeluh. Bisa jadi kita belum benar-benar berusaha dalam menyelesaikan tugas akhir . Saran saya adalah lebihkan berdoa dan berusaha. Salah satu saja tidak cukup, harus dioptimalkan dua-duanya. Saya jadi teringat saat fase tugas akhir dan pendadaran, mahasiswa cenderung dekat dengan Tuhan (hehehe,ngaku aja deh)
Semoga cerita ini bisa bermanfaat bagi teman teman yang sedang menyusun tugas akhir di mana pun kalian berada. Jangan pernah menyerah, selesaikan apa yang sudah kalian mulai. Kalau butuh motivasi tambahan, ingatlah bahwa kita ingin melihat orang tua bahagia saat melihat kita berhasil diwisuda. Kalau mengutip dari salah satu postingan di tumblr nya fuckyeahmahasiswa, TAK PEDULI BERAPA BANYAK KERTAS TEREMAS DAN TINTA YANG TERBUANG...PERJUANGAN INI JANGAN SAMPAI BERAKHIR SIA-SIA. WISUDA, BISA !!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar