Minggu, 16 Januari 2011

Kontadiksi Dua Sisi

Malam ini saya mendapatkan tontonan menarik di Tv One melalui acara Bukan Jalan Jalan Biasa. Sudah cukup lama saya mengikuti acara ini karena minat saya terhadap travelling dan biasanya yang diwawancara bukan orang orang biasa. Pernah suatu waktu reporternya mewawancarai Presiden Timor Timur, Jose Ramos Horta di kediaman pribadinya dan diajak berkeliling ke istana kepresidenan. Sempat jogging bareng malah. Kembali ke soal acara Bukan Jalan Jalan Biasa malam ini, menghadirkan tema tentang Self respect atau harga diri. Acara tadi diawali dengan jalan jalan ke Distrik Shibuya, ke daerah yang menjadi pusat mode dan fashion yang terletak di sekitar stasiun JR Harajuku. Dalam tayangan tadi ditampilkan jalan jalan Takeshita dori yang merupakan pasar murah di daerah harajuku,kemudian ke Taman Yoyogi dan terakhir berburu souvenir di daerah kuil yang saya tidak tau namanya hehehehe.

Oh ya, hampir lupa....kenapa kisah ini saya tulis kembali karena ada hal yang menarik di Jepang mengenai konsep Self respect. Dimana suatu saat seseorang bisa saja mengundurkan diri dari pekerjaannya atau bahkan melakukan harakiri karena merasa malu akibat perbuatannya yang mengakibatkan buruknya citra dia di mata masyarakat atau karena tidak mampu memenuhi janjinya pada masa kampanye dulu, bagi para politikus. Namun di sisi lain sebagai bangsa ketimuran yang menjunjung tinggi adab sopan santun, justru industri film dewasa jepang mulai berkembang pesat. Orang mulai menanggalkan rasa malunya demi mendapatkan kepuasan materi atau kepuasan fisik (barangkali).  Sebutlah Maria Ozawa atau Rin Sakuragi. Keduanya merupakan artis film dewasa jepang yang pernah pula membintangi film Indonesia yang berjudul "Menculik Miyabi" dan "Suster Keramas". Hal ini yang akan kita bahas.

Kita mulai dari Artis film dewasa Rin Sakuragi. Dalam tayangan tadi, reporter Tv One, Alfito Deannova sudah membuat janji dengan Rin Sakuragi. Dia membawa seorang penerjemah, karena Rin kurang lancar berbahasa Inggris dan Fito tidak lancar pula berbahasa jepang. Pertanyaan diawali dengan pada umur berapa Rin terjun ke dunia esek esek. Rin menjawab pada umur 18 taun, sekitar tahun 2007 dan saat itu baru saja masuk perguruan tinggi. Saat pertanyaan bergulir mengenai perasaannya saat pertama kali menjadi aktris film dewasa dia merasa terkejut karena tidak menyangka ada banyak orang di sekelilingnya. Reaksi keluarganya pada awalnya menentangnya. Namun menurut penuturan dari Rin, lambat laun keluarganya mengerti. Reaksi masyarakat pun tidak ada yang negatif, bandingkan dengan nasib para aktris sinetron antagonis. Dijamin hal hal seperti disumpahi tiap tayang, dicubit atau bahkan ditampar ketika bertemu mungkin merupakan hal biasa bagi aktris antagonis di Indonesia hehehe.

Dari wawancara tersebut juga terkuak fakta bahwa dalam tiap bulannya dia membintangi 1 film baru. Bayangkan, berarti selama kurun waktu 2007-2010 terproduksi kurang lebih 48 film. Mencengangkan, bahkan aktris sekelas Julia Robert pun saya pikir sulit untuk menandingi angka tersebut dalam kurun waktu yang sama hehehe. Kembali mengenai rasa malu, ketika ditanya apakah dia merasa malu beradegan seperti itu dan ditonton banyak orang...dia menjawab tidak malu dan biasa saja. Luar biasa...(ndhablege). Ada statement menarik dari Rin ketika dia ditanya Fito mengenai alasannya terjun ke industri film dewasa. Apakah karena materi atau yang lain. Ternyata dia menjawab bukan karena faktor materi, tapi karena dia tidak menyukai pekerjaan yang biasa biasa saja. Dia juga merasa lebih perempuan dan feminim dengan menjadi aktris porno. Ada pula hal menarik lainnya ketika wawancara dengan Rin berakhir. Secara spontan Fito mengusap kerinngat yang ada di dahinya. Padahal saat itu cuaca dingin dan minumannya pake es. Faktor apakah yang membuat Fito kepanasan hehehehehe. Saran saya buat Rin, kalo mau nyari pekerjaan yang tidak biasa..sini datang ke Indonesia. Barangkali pekerjaan macam sopir busway,pekerja bangunan atau menjadi mbok jamu gendong tidak biasa di negara anda.

Oke, berlanjut ke tokoh selanjutnya adalah ex PM Jepang..Yukio Hatoyama (16 September 2009- 4 Juni 2010). Kurang lebih selama 8 bulan dia menjabat.Dia mengikuti jejak Shinzo Abe (2206-2007) yang mundur karena skandal keuangan dan kesehatan, Yasuo Fukuda (2007-2008) yang turun karena tekanan partai oposisi serta Taro Aso (2008-2009) yang turun karena gagal memperbaiki perekonomian Jepang. Sekilas mengenai Hatoyama, terjun di dunia politik barangkali menjadi hal yang biasa dalam keluarganya. Kakeknya, Ichiro Hatoyama merupakan PM pada tahun 1956. Dan ayahnya pernah menjadi Menlu. Dalam tayangan tersebut disebutkan, salah satu penyebab mundurnya adalah karena dia tidak mampu memenuhi janjinya untuk memindahkan pangkalan militer AS yang ada di Okinawa. Awalnya, pada saat kampanye dia menjanjikan bahwa pangkalan militer AS yang ada di Okinawa akan dipindah. Hal ini merupakan kabar gembira bagi masyarakat di sekitar pangkalan. Barangkali kita masih ingat dengan kasus pemerkosaan gadis Jepang oleh tentara AS di Okinawa. Masih banyak permasalahan lain yang ditimbulkan dengan adanya pangkalan militer tersebut seperti kecelakaan yang ditimbulkan oleh anak-anak tentara AS di sana atau masalah kekebalan hukum tentara AS begitu memasuki pangkalan militer setelah melakukan kejahatan. Meskipun tidak dapat dipungkiri dengan adanya pangkalan militer tersebut Jepang lebih aman dari serbuan roket Korut, Okinawa yang dulunya dusun pun sekarang menjadi kota besar. Saat itu DJP (partainya Hatoyama) merasa bahwa hal tersebut adalah momentum bagi mereka untuk memperoleh dukungan rakyat. Namun sayangnya setelah terpilih, Hatoyama gagal melaksanakan janjinya (sounds familiar eh ??). Dia gagal memnidahkan pangkalan militer keluar dari Okinawa. Salah satu sebabnya adalah pada tahun 2006 ketika PM nya masih Shinzo Abe (2006-2007), mereka sudah mengikat perjanjian bahwa pangkalan militer akan dipindah namun masih tetap di wilayah Okinawa. Yang dulunya di wilayah Futenma,kawasan padat penduduk menuju kawasan pinggiran utara Okinawa, Nago.

Oleh karena tekanan bertubi-tubi akibat gagalnya dia memenuhi janji tersebut, di samping kasus skandal keuangan yang melibatkan Sekjen partainya Ichiro Ozawa serta runtuhnya partai koalisi yang digalang antara DJP, SDP dan PNP...maka dia memutuskan untuk mundur. Barangkali hal itu disebabkan harga dirinya yang tinggi atau rasa malunya karena dia gagal memenuhi janjinya pada konstituennya. Terdapat hal yang kontras dari Rin Sakuragi dan Yukio Hatoyama. Rin Sakuragi rela menanggalkan rasa malu dan harga dirinya demi sebuah pekerjaan yang tidak biasa dan dia masih menekuni hal tersebut karena sekali lagi, dia suka dengan pekerjaaan yang tidak biasa. Di sisi yang lain berdiri Yukio Hatoyama yang rela mundur dari dunia politik yang membesarkan namanya karena dia gagal memenuhi janjinya terhadap para konstituennya. Saudara sekalian mau mencontoh yang mana ??????? Silahkan pilih sendiri
****tulisan ini juga saya muat di notes fb*******

Sabtu, 15 Januari 2011

First Touch

Alhamdulillah akhirnya proyek blog perdana saya berhasil juga. ya maap kalo banyak kekurangan di sana sini. masih baru soale mbak dan mas sekalian.awalnya terinspirasi oleh blog seorang travel writer yang bernama mbak suluh pratita ato lebih terkenal dengan nama alias matatita. Dari blognya mbak tita saya terinspirasi untuk menulis kisah perjalanan di kota kota yang pernah saya singgahi disertai dengan dokumentasi  seadanya hehehehe.

Okelah kalo begitu....barangkali cukup sekian tulisan perdana saya. Nantikan tulisan selanjutnya ya kawans....