Jumat, 01 Juli 2011

Taman Sari nan Berseri


Ini dia salah satu karya orang Portugis

Sebelumnya mohon maaf karena updatenya lumayan lama. Ide di kepala sudah ada tapi malas untuk menuangkannya itu lho…rasanya seperti pas skripsi kemaren hehehe. Melanjutkan tulisan saya yang pertama mengenai perjalanan saya ke Jogja tanggal 16-18 Juni 2011 (bukan 19 Juni), kali ini saya akan menulis mengenai perjalanan saya pada hari yang kedua yaitu menuju Taman Sari. Ada yang sudah berkunjung ke Taman Sari sebelumnya ???? Kalau belum, kita sama berarti. Dulu, ketika beberapa kali mengunjungi Jogja, saya tidak tahu kalau ada tempat wisata yang namanya Taman Sari. Saya baru tahu kalau ada Taman Sari pas liat video klipnya Hello feat Mega yang judulnya pilihan hatiku. Edian tenan….tempatnya cakep banget dah (Mega juga cakep kok). Klasik klasik gimana gitu. Bagi yang belum lihat, langsung cek ke Youtube aja.

Ini dia yang buat vidio klip Hello feat Mega
Awalnya Taman Sari dibangun oleh Sultan HB I pada abad ke 17 dengan arsitek dari Portugis. Kenapa bisa Portugis, konon katanya waktu itu ada kapal Portugis yang terdampar di Jogja dan salah satu  penumpangnya adalah arsitek. Sultan pun memerintahkan dia untuk membangun sebuah tempat pemandian umum khusus untuk sultan dan ratu (selir2 dan anak perempuan juga). Singkat cerita, jadilah bangunan yang sekarang kita sebut Taman Sari. Wisatawan asing banyak yang menyebutnya Taman Sari Water Castle. Namun sayang, bangunan Taman Sari sekarang ini banyak yang sudah tidak utuh. Yang lumayan komplit barangkali di daerah kolam pemandiannya. Yang lainnya sekarang berupa reruntuhan saja. Tidak jarang juga saya menemukan coretan di dindingya. Miris ya….

Bangunan tampak dari jauh

Contoh bangunan yang rusak

Untuk menuju Taman Sari sangat mudah. Kalau anda di daerah Malioboro, langsung menuju ke arah keraton Jogja. Kan tinggal lurus saja tuh, melewati alun alun dan masjid agung Jogja.lurus terus ada pertigaan. Belok kanan trus lurus lagi ada perempatan lalu belok kiri. Sesudah itu anda tinggal lurus saja, sampai mentok pertigaan. Di situlah Taman Sari. Kalau tidak mau repot, naik saja Trans Jogja dari halte di depan Benteng Vredeburg. Ngomong saja sama petugasnya kita mau ke Taman Sari, nanti dikasi tahu naik bis yang ke berapa dan turun di mana. Oh iya, tiket Trans Jogja murah kok cuman Rp 3.000


Untuk masuk ke Taman Sari, berdasarkan pengalaman saya kemarin tidak ada tiket resminya. Yang ada retribusi parkir (Rp 1000/ 2000) dan untuk kebersihan pas nanti sudah mulai masuk ke dalamnya. Untuk uang kebersihan sendiri tempatnya memakai bekas dus nasi kotak. Kata bapak yang jaganya si buat bantu perawatan dan kebersihan. Kemaren saya bertiga dengan teman nyumbang Rp 2000. Sekedar informasi, Taman Sari sekarang dikelilingi oleh rumah rumah penduduk. Jadi kalau misal bingung mau  komplek pemandiannya mending tanya aja atau bareng dengan rombongan yang lain. Dan saat itu saya kurang beruntung karena komplek pemandian buka cuma sampai jam 15.00, kelamaan foto2 di tangga dan lorongnya soalnya hehehe 
Yang menyebabkan nggak bisa masuk ke pemandian
Jalan di sekeliling Taman Sari
Namun saya tak kurang akal, cari-cari info trus kita bisa lihat komplek pemandian dari atas pagar. Tidak seleluasa kalau kita masuk, tapi lumayan lah bisa mengobati rasa kecewa. Pelajaran buat teman-teman yang ingin ke sana pas liburan ini, jangan siang-siang kalau mau kesana ya. Oke, sekian dulu tulisan mengenai Taman Sari. Secepatnya akan saya posting kisah terakhir dari perjalanan saya kemarin ke Jogja. Untuk bocoran mengenai tulisan mendatang adalah tentang Benteng Vredeburg dan perjalanan pulang ke Purwokerto. Have a nice holiday……….!!!!!

P.S : Other pics from Taman Sari..here we goooooooooooooooo

Dynamic Duo yang setia menemani


Hasil kreatifitas orang Jogja


Kamis, 23 Juni 2011

Logawa (Jogja ) Punya Cerita

Belum lama ini saya kembali naik kereta setelah hampir 5 tahun tidak mengendarai kendaraan yang dahulu populer pada jaman Belanda. Trakhir kali naik kereta pas tahun 2006 menuju kota yang sama, JOGJAKARTA. Lumayan kaget juga pas liat harga tiketnya. Dulu tahun 2006 masih 18rb sekarang jadi 26rb. Naik kereta yang sama (Logawa), pagi itu hari Kamis 16 Juni 2011 sekitar jam 05.30 saya berangkat dari kos menuju Stasiun Purwokerto. Bukanlah galau karena pendadaran nggak lulus (meskipun gondok mampusss) yang menyebabkan saya melancong ke Jogja. Namun karena mau ikut acaranya Fotokita.net dari national geographic yang menyebabkan saya ke Jogja. Yang pertama, karena gratis hehehe. Maklumlah, anak ekonomi jadi harus perhitungan dikit masalah uang. Kedua, karena letaknya di Jogja yang lebih deket daripada Jakarta dan lagi2 kayaknya menjurus ke biaya ya hehehe.

Setelah 10 menit ngantri...akhirnya tiket nyangsang di tangan. Langsung cabut melintasi peron dan naik ke kereta Logawa yang sudah siap sedia dari jam entah kapan tiba2 sudah di relnya. Sesegera itu pula saya langsung clingak clinguk nyari tempat duduk yang masih kosong. Pandangan saya jatuh pada 1 set tempat duduk yang baru terisi 3 orang. Setelah bertanya apakah masih kosong dan ternyata memang kosong langsung saya tempati. Secara kebetulan pula letak tempat duduknya strategis,persis belakang tempat duduk saya adalah..........TOILET sodara sodara (tarakdungces). Jadi kan gampang tuh kalo mau pipis. Oke, tak lama kemudian pak masinis mulai menjalankan kereta. Setelah mengamati saya belum menemukan perbedaan suasana di dalam gerbong antara Logawa yang 5 tahun lalu saya naiki. Namun, saya mulai merasakan keanehan tatkala kereta sudah mulai masuk Kroya dan saya belum mennemukan seorang pengemis. Pahal saya sudah menyiapkan 20 keping uang Rp 500 yang saya masukkan pada saku jaket. Seldik punya selidik, sekarang pihak PT KAI menyewa tenaga keamanan profesional. Bukan sekedar Polsuska, mereka adalah tenaga security dari PT KARAKSANTA. Bajunya sekilas mirip anggota Brimob, bedanya mereka cuma dipersenjatai tongkat satpam (sepenglihatan saya)


Minggu, 16 Januari 2011

Kontadiksi Dua Sisi

Malam ini saya mendapatkan tontonan menarik di Tv One melalui acara Bukan Jalan Jalan Biasa. Sudah cukup lama saya mengikuti acara ini karena minat saya terhadap travelling dan biasanya yang diwawancara bukan orang orang biasa. Pernah suatu waktu reporternya mewawancarai Presiden Timor Timur, Jose Ramos Horta di kediaman pribadinya dan diajak berkeliling ke istana kepresidenan. Sempat jogging bareng malah. Kembali ke soal acara Bukan Jalan Jalan Biasa malam ini, menghadirkan tema tentang Self respect atau harga diri. Acara tadi diawali dengan jalan jalan ke Distrik Shibuya, ke daerah yang menjadi pusat mode dan fashion yang terletak di sekitar stasiun JR Harajuku. Dalam tayangan tadi ditampilkan jalan jalan Takeshita dori yang merupakan pasar murah di daerah harajuku,kemudian ke Taman Yoyogi dan terakhir berburu souvenir di daerah kuil yang saya tidak tau namanya hehehehe.

Oh ya, hampir lupa....kenapa kisah ini saya tulis kembali karena ada hal yang menarik di Jepang mengenai konsep Self respect. Dimana suatu saat seseorang bisa saja mengundurkan diri dari pekerjaannya atau bahkan melakukan harakiri karena merasa malu akibat perbuatannya yang mengakibatkan buruknya citra dia di mata masyarakat atau karena tidak mampu memenuhi janjinya pada masa kampanye dulu, bagi para politikus. Namun di sisi lain sebagai bangsa ketimuran yang menjunjung tinggi adab sopan santun, justru industri film dewasa jepang mulai berkembang pesat. Orang mulai menanggalkan rasa malunya demi mendapatkan kepuasan materi atau kepuasan fisik (barangkali).  Sebutlah Maria Ozawa atau Rin Sakuragi. Keduanya merupakan artis film dewasa jepang yang pernah pula membintangi film Indonesia yang berjudul "Menculik Miyabi" dan "Suster Keramas". Hal ini yang akan kita bahas.

Kita mulai dari Artis film dewasa Rin Sakuragi. Dalam tayangan tadi, reporter Tv One, Alfito Deannova sudah membuat janji dengan Rin Sakuragi. Dia membawa seorang penerjemah, karena Rin kurang lancar berbahasa Inggris dan Fito tidak lancar pula berbahasa jepang. Pertanyaan diawali dengan pada umur berapa Rin terjun ke dunia esek esek. Rin menjawab pada umur 18 taun, sekitar tahun 2007 dan saat itu baru saja masuk perguruan tinggi. Saat pertanyaan bergulir mengenai perasaannya saat pertama kali menjadi aktris film dewasa dia merasa terkejut karena tidak menyangka ada banyak orang di sekelilingnya. Reaksi keluarganya pada awalnya menentangnya. Namun menurut penuturan dari Rin, lambat laun keluarganya mengerti. Reaksi masyarakat pun tidak ada yang negatif, bandingkan dengan nasib para aktris sinetron antagonis. Dijamin hal hal seperti disumpahi tiap tayang, dicubit atau bahkan ditampar ketika bertemu mungkin merupakan hal biasa bagi aktris antagonis di Indonesia hehehe.

Dari wawancara tersebut juga terkuak fakta bahwa dalam tiap bulannya dia membintangi 1 film baru. Bayangkan, berarti selama kurun waktu 2007-2010 terproduksi kurang lebih 48 film. Mencengangkan, bahkan aktris sekelas Julia Robert pun saya pikir sulit untuk menandingi angka tersebut dalam kurun waktu yang sama hehehe. Kembali mengenai rasa malu, ketika ditanya apakah dia merasa malu beradegan seperti itu dan ditonton banyak orang...dia menjawab tidak malu dan biasa saja. Luar biasa...(ndhablege). Ada statement menarik dari Rin ketika dia ditanya Fito mengenai alasannya terjun ke industri film dewasa. Apakah karena materi atau yang lain. Ternyata dia menjawab bukan karena faktor materi, tapi karena dia tidak menyukai pekerjaan yang biasa biasa saja. Dia juga merasa lebih perempuan dan feminim dengan menjadi aktris porno. Ada pula hal menarik lainnya ketika wawancara dengan Rin berakhir. Secara spontan Fito mengusap kerinngat yang ada di dahinya. Padahal saat itu cuaca dingin dan minumannya pake es. Faktor apakah yang membuat Fito kepanasan hehehehehe. Saran saya buat Rin, kalo mau nyari pekerjaan yang tidak biasa..sini datang ke Indonesia. Barangkali pekerjaan macam sopir busway,pekerja bangunan atau menjadi mbok jamu gendong tidak biasa di negara anda.

Oke, berlanjut ke tokoh selanjutnya adalah ex PM Jepang..Yukio Hatoyama (16 September 2009- 4 Juni 2010). Kurang lebih selama 8 bulan dia menjabat.Dia mengikuti jejak Shinzo Abe (2206-2007) yang mundur karena skandal keuangan dan kesehatan, Yasuo Fukuda (2007-2008) yang turun karena tekanan partai oposisi serta Taro Aso (2008-2009) yang turun karena gagal memperbaiki perekonomian Jepang. Sekilas mengenai Hatoyama, terjun di dunia politik barangkali menjadi hal yang biasa dalam keluarganya. Kakeknya, Ichiro Hatoyama merupakan PM pada tahun 1956. Dan ayahnya pernah menjadi Menlu. Dalam tayangan tersebut disebutkan, salah satu penyebab mundurnya adalah karena dia tidak mampu memenuhi janjinya untuk memindahkan pangkalan militer AS yang ada di Okinawa. Awalnya, pada saat kampanye dia menjanjikan bahwa pangkalan militer AS yang ada di Okinawa akan dipindah. Hal ini merupakan kabar gembira bagi masyarakat di sekitar pangkalan. Barangkali kita masih ingat dengan kasus pemerkosaan gadis Jepang oleh tentara AS di Okinawa. Masih banyak permasalahan lain yang ditimbulkan dengan adanya pangkalan militer tersebut seperti kecelakaan yang ditimbulkan oleh anak-anak tentara AS di sana atau masalah kekebalan hukum tentara AS begitu memasuki pangkalan militer setelah melakukan kejahatan. Meskipun tidak dapat dipungkiri dengan adanya pangkalan militer tersebut Jepang lebih aman dari serbuan roket Korut, Okinawa yang dulunya dusun pun sekarang menjadi kota besar. Saat itu DJP (partainya Hatoyama) merasa bahwa hal tersebut adalah momentum bagi mereka untuk memperoleh dukungan rakyat. Namun sayangnya setelah terpilih, Hatoyama gagal melaksanakan janjinya (sounds familiar eh ??). Dia gagal memnidahkan pangkalan militer keluar dari Okinawa. Salah satu sebabnya adalah pada tahun 2006 ketika PM nya masih Shinzo Abe (2006-2007), mereka sudah mengikat perjanjian bahwa pangkalan militer akan dipindah namun masih tetap di wilayah Okinawa. Yang dulunya di wilayah Futenma,kawasan padat penduduk menuju kawasan pinggiran utara Okinawa, Nago.

Oleh karena tekanan bertubi-tubi akibat gagalnya dia memenuhi janji tersebut, di samping kasus skandal keuangan yang melibatkan Sekjen partainya Ichiro Ozawa serta runtuhnya partai koalisi yang digalang antara DJP, SDP dan PNP...maka dia memutuskan untuk mundur. Barangkali hal itu disebabkan harga dirinya yang tinggi atau rasa malunya karena dia gagal memenuhi janjinya pada konstituennya. Terdapat hal yang kontras dari Rin Sakuragi dan Yukio Hatoyama. Rin Sakuragi rela menanggalkan rasa malu dan harga dirinya demi sebuah pekerjaan yang tidak biasa dan dia masih menekuni hal tersebut karena sekali lagi, dia suka dengan pekerjaaan yang tidak biasa. Di sisi yang lain berdiri Yukio Hatoyama yang rela mundur dari dunia politik yang membesarkan namanya karena dia gagal memenuhi janjinya terhadap para konstituennya. Saudara sekalian mau mencontoh yang mana ??????? Silahkan pilih sendiri
****tulisan ini juga saya muat di notes fb*******

Sabtu, 15 Januari 2011

First Touch

Alhamdulillah akhirnya proyek blog perdana saya berhasil juga. ya maap kalo banyak kekurangan di sana sini. masih baru soale mbak dan mas sekalian.awalnya terinspirasi oleh blog seorang travel writer yang bernama mbak suluh pratita ato lebih terkenal dengan nama alias matatita. Dari blognya mbak tita saya terinspirasi untuk menulis kisah perjalanan di kota kota yang pernah saya singgahi disertai dengan dokumentasi  seadanya hehehehe.

Okelah kalo begitu....barangkali cukup sekian tulisan perdana saya. Nantikan tulisan selanjutnya ya kawans....